Acara Paulak Pande Tungkang Pemugaran Makam Radja Banggoea Berlangsung Khidmat dan Akrab

Suasana khidmat dan akrab terasa kental di makam Radja Banggoea saat acara Paulak Pande Tungkang digelar dengan penuh hikmat pada tanggal 14 Agustus 2023. Acara yang bertepatan dilakukan pada tanggal dan bulan yang sama pada peresmian makam ini  (14 Agustus 1935) dihadiri oleh sekitar 120 orang yang datang dari berbagai penjuru.

Makam Radja Banggoea, tokoh yang sangat dihormati dalam sejarah Sibarani Nasampulu, telah menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa bersejarah. Setelah diresmikan tanggal 14 Agustus 1935, pada tahun 1981 makam ini dipugar pertama sekali, kemudian pemugaran kembali dilakukan dengan acara Partangiangan Paulak Tungkang  tanggal 14 Agustus 2023 di depan makam, yang dihadiri keturunan Radja Banggoea berkumpul dengan penuh penghormatan dan rasa kebersamaan.

Hadirnya natuatua ni huta dari Bona Pasogit, antara lain perwakilan dari Partano Tolu, Purbatua, dan Paudan yang tinggal di Bona Pasogit, serta Sitinjak dan Simatupang yang mewakili pihak boru, menandai betapa pentingnya acara ini. Di tengah-tengah perhelatan ini, juga terlihat perantau dari berbagai belahan tanah air yang tidak ingin melewatkan momen bersejarah ini. Para perantau tersebut datang dari 5 keturunan Puraja Banggua dan boru yang berasal dari Medan, Siantar-Simalungun, Pekanbaru, Jakarta, dan Bandung.

Acara dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh guru huria dan sintua HKBP Laguboti yang keduanya juga bermarga Sibarani dari keturunan Radja Banggoea. Doa yang dipanjatkan tidak hanya untuk keselamatan dan berkat atas pemugaran makam, tetapi juga sebagai ungkapan syukur atas warisan budaya dan sejarah yang diwariskan oleh Radja Banggoea.

Tak terkecuali, para tukang yang dengan teliti dan penuh dedikasi telah mengerjakan pemugaran makam ini, hadir dalam acara tersebut, yang semuanya juga bermarga Sibarani. Para tukang tersebut juga diberikan jambar hata,  jambar ringgit, dan jambar juhut sebagai bentuk penghargaan terhadap kerja keras para tukang yang telah melibatkan diri dalam pemugaran makam dalam melestarikan warisan budaya ini.

Dalam kesempatan tersebut, harapan dan tekad bersama tergambar jelas. Semua yang hadir mendoakan agar semangat kebersamaan dan persatuan yang terjalin dalam acara ini dapat terus berlanjut. Tak hanya itu, ada harapan besar untuk menyelesaikan pembangunan tugu Raja Sibarani yang belum selesai, sebuah monumen yang akan menjadi bukti nyata kerja sama dan dedikasi dari semua marga Sibarani dan boru.

Prof. Robert Sibarani, salah satu penggagas dari puluhan yang ikut menggagasi pemugaran makam Radja Banggoea, merasa penuh syukur atas keberhasilan acara ini. Dia menunjukkan rasa bangganya karena keturunan Radja Banggoea yang tersebar di berbagai penjuru dunia dapat bersatu dalam semangat kerja sama untuk memugar makam, yang di dalamnya juga istri dan lima anak Radja Banggoea, sebuah fakta yang membuat momen ini semakin berarti.

Dengan penuh semangat, dia  memberikan pesan kepada semua yang hadir, agar persatuan dan kebersamaan antara marga Sibarani dan borunya terus ditingkatkan. Dia meyakini bahwa hanya melalui persatuan yang kuat, tugu Raja Sibarani akan berhasil diselesaikan, menjadi simbol abadi dari kebersamaan dan dedikasi yang mengilhami generasi-generasi mendatang.

Dengan berakhirnya acara yang sarat makna ini, semangat kebersamaan dan rasa persaudaraan semakin terpatri dalam hati setiap individu yang hadir. Kehadiran mereka telah membuktikan bahwa jalinan tali darah dan sejarah memiliki kekuatan yang tak tergoyahkan dalam memupuk persatuan dan kebanggaan bersama.

Makam atau Simin Radja Banggua dan Tugu Radja Sibarani nantinya akan menjadi destinasi wisata ziarah (pilgrimage tourist destination) terutama bagi masyarakat dari perantauan.

Berikut nama-nama keluarga yang sudah berpartisipasi aktif dalam pemugaran kembali Simin ni Op. Radja Banggoea

Catatan: sumbangan sampai saat ini masih terbuka untuk kebutuhan menembok dan memperbaiki halaman, sumur, dan toilet.