Laguboti, 13 Juli 2024 – Peresmian Tugu Raja Sibarani di Desa Sibarani Nasampulu, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba, berlangsung meriah dan penuh makna pada 12-13 Juli 2024. Acara ini menjadi ajang berkumpul ribuan keturunan Raja Sibarani dari seluruh Indonesia dan dunia untuk menghormati leluhur mereka, Raja Sibarani dan istrinya, Runggu Haomason Sirait.
etua Panitia Peresmian, Drs. Laurensius Sibarani, menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh keturunan Raja Sibarani. “Puji Tuhan kita ucapkan atas selesainya pembangunan Tugu Leluhur Raja Sibarani. Pembangunan ini dimulai sejak tahun 2018, namun terhenti akibat pandemi Covid-19, dan dilanjutkan kembali pada tahun 2023 hingga selesai pada bulan Juli 2024,” ujar Laurensius. Pembangunan tugu ini menelan biaya sebesar Rp 1,9 miliar, dengan dana yang sudah terkumpul mencapai Rp 1,84 miliar dari para donatur.
Ir. Heppy Liston Sibarani, selaku pelaksana konstruksi, menjelaskan bahwa tugu setinggi 25 meter ini terdiri dari 7 lantai dengan 75 anak tangga. Lantai dasar difungsikan sebagai Rumah Doa, lantai 2 sebagai tempat “Saring-saring ni Ompu Raja Sibarani dohot Soripadana Runggu Haomasan Br. Sirait,” dan lantai-lantai berikutnya sebagai tempat penatapan. Puncak tugu dihiasi dengan gambar Cawan Emas, simbol doa yang mencerminkan ketaatan Raja Sibarani kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Pengusaha Papua, Tahan Sibarani, yang juga merupakan Partalitali Bonang (Penatua Adat), mengungkapkan rasa syukurnya atas terwujudnya tugu yang megah dan indah ini. “Inilah berkat yang luar biasa bagi semua keturunan Raja Sibarani di seluruh dunia,” ujarnya. Tahan juga berterima kasih kepada Tulang atau Hula-hula Raja Sirait beserta rombongan, serta Hula-hula Raja Pardede yang turut hadir dalam peresmian tugu.
Acara peresmian juga dihadiri oleh Bupati Toba, Poltak Sitorus, yang didampingi oleh Sekretaris Daerah Augus Sitorus dan sejumlah pimpinan perangkat daerah. Dalam sambutannya, Poltak Sitorus mengapresiasi persatuan dan gotong royong keturunan Raja Sibarani dalam membangun tugu ini. “Semoga setelah diresmikannya Tugu Raja Sibarani ini, keturunan Raja Sibarani semakin bersatu dan semakin kuat,” katanya. Poltak juga berharap generasi keturunan Sibarani dapat berprestasi di sekolah-sekolah unggulan di Kabupaten Toba, seperti SMA Unggul Del dan Yayasan TB Soposurung.
Prosesi adat Batak, termasuk Mambuat Tua ni Gondang, Marpaniaran, Panangko Saring-saring, Tortor, serta hiburan dari artis trio Batak, menambah kemeriahan acara ini. Tradisi ‘mangulosi’ juga dilakukan kepada Poltak Sitorus dan Kapolres Toba AKBP Wahyu Indrajaya, sebagai simbol doa untuk kesehatan dan kesuksesan.
Peresmian Tugu Raja Sibarani bukan hanya simbol penghargaan tertinggi dalam adat Batak, tetapi juga lambang persatuan dan kebanggaan bagi seluruh keturunan Raja Sibarani. Semoga tugu ini menjadi inspirasi dan pengingat bagi generasi mendatang akan pentingnya menghormati leluhur dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan.
Ketua Panitia Pembangunan, Prof. Dr. Robert Sibarani, MS, dalam pidatonya menyatakan, “Dengan tetap mengucap syukur kepada Tuhan, kita senang, bangga, dan terharu bahwa Tugu Raja Sibarani akhirnya selesai dibangun serta telah berdiri kokoh dan megah di Desa Sibarani Nasampulu-Namungkup.” Pembangunan tugu ini telah digagas sejak tahun 1935, namun baru dapat terealisasi pada tahun 2024 berkat kebersamaan dan kesatuan hati keturunan Raja Sibarani.
Tinggi tugu Raja Sibarani mencapai 27 meter dengan 5 tingkat, menawarkan pemandangan indah Danau Toba dari tingkat pertama. Tugu ini dibangun di atas lahan seluas 2,1 hektar di Pollak Bidang “Kebun Luas,” yang berdekatan dengan Landbow.
Tugu Raja Sibarani selesai dibangun pada tanggal 6 Juli 2024 dan diresmikan pada tanggal 12-13 Juli 2024. Upacara peresmian itu dihadiri lebih dari 3000 orang dari berbagai penjuru, baik dari Bonapasogit Toba maupun dari Parserahan “perantauan” keturunan Raja Sibarani. Peresmian Tugu dilaksanakan dengan upacara adat Mamestahon Tugu dohot Panangkok Saringsaring “Meresmikan Tugu dan Menaikkan Tulang Belulang” leluhur Raja Sibarani dan istrinya Runggu Hamomasan boru Sirait.
Dalam pelaksanaan upacara adat tertinggi ini, hadir pihak Dalihan Natolu, termasuk dongan tubu marga Sibarani dan Sibuea, hulahula marga Sirait dan hulahula ni partalitali bonang “suhut” Tahan Sibarani (Ompu Cathrine) marga Pardede, serta boru marga Toga Torop dan Siagian yang membawa dan memberikan kerbau sebagai lambang bantuan.
Ketua Pembangunan, Prof. Dr. Robert Sibarani, MS, mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah berkontribusi dalam pembangunan tugu ini, termasuk arsitek Ir. Heppy Liston Sibarani, bendahara Armida br Sibarani, SH, M.Si, koordinator pelaksana teknis Pangeran Sibarani, ST, pengawas lapangan Ir. Maruli Sinaga, ketua panitia peresmian Drs. Laurensius Sibarani, M.Si, dan sekretaris panitia peresmian Anna Elfrida Siahaan.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada semua anak, boru, bere/ibebere, dan semua yang telah menyumbang sehingga pembangunan tugu Raja Sibarani dapat diselesaikan. Secara khusus, dia berterima kasih kepada Bapak Tahan Sibarani/br Pardede (Op. Cathrine Sibarani) dan Abang Raja Sibarani (Papua) atas kontribusi besar mereka.
Peresmian Tugu Raja Sibarani ini adalah bukti nyata kekuatan persatuan dan gotong royong keturunan Sibarani. Semoga tugu ini menjadi tonggak sejarah yang menginspirasi generasi mendatang untuk selalu menjaga kebersamaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur warisan leluhur mereka.